Siapa Lebih Rasis? Bobby UI ? atau Nusron yang Jualan Agama dan Minoritas Dukung Ahok
Siapa Lebih Rasis? Bobby UI ? atau Nusron yang Jualan Agama dan Minoritas Dukung Ahok

JAKARTA - Kemarahan Ahok terhadap Bobby, Mahasiswa Universitas Indonesia (UI) yang menyebut Ahok Kafir, dalam sebuah video yang di unggah, rupanya berbalik atas tudingan Ahok kepada Bobby sebagai mahasiswa rasis, dan tidak pantas untuk kuliah di UI.

Namun salah satu tokoh pemerhati sosial muda dari etnis Tionghoa, Zeng Wei Jian justru menganggap salah satu pendukung Ahok, yang juga Kepala BNP2TKI, Nusron “Wahid” Purnomo, yang selama ini berperilaku rasis.

Ken Ken menyebut rasisnya Nusron, keterlaluan, apalagi Ahok justru menganggap hal itu sebagai hal biasa, oleh karenanya Ahok justru lebih rasis lagi, karena mendiamkan perilaku para pendukungnya.

Nusron memiliki kepribadian dan pemikiran rasis, karena dengan bangganya mengatakan jika dirinya menjadi Ketua Die-hard Ahoker, karena Ahok dianggapnya memiliki dua minoritas, Cina dan Kristen.

“Bagi saya, ini jawaban seorang rasis. Lebih tepatnya disebut “covert rascist (Rasisme terselubung),” Kebalikan dari David Duke, The Imperial Wizard of Ku Klux Klan,” ujar Zeng Wei Jian yang biasa disapan Ken Ken oleh rekannya.

Bahkan Nusron dianggapnya sebagai seorang “Rasis malu-malu” karena Nusron sedang mencoba untuk memainkan kartu “Politik Identitas” dimana Nusron sedang mempolitisasi soal Ras dan Agama. Untuk mendapatkan simpatik dari warga Jakarta karena Ahok diserang dari sisi minoritasnya.

“Dengan manuver mendukung Ahok, seorang cina dan kristen, Nusron hendak mengantongi “sertifikat anti-rasist”,” tulis Ken Ken yang dikirim kepada redaksi pembawaberita.com

Justru Ken Ken menilai jika Nusron dianggap sangat gagal paham jika disandingkan dengan pesan dari Abraham Lincoln, Presiden Amerika Serikat yang pertama, yang mengatakan  “Achievement has no color (Prestasi tidak memiliki warna)”

“Justru anggapan jika Ahok minoritas, maka Nusron secara langsung atau tidak langsung, menuduh jika Indonesia adalah negeri rasis. Padahal, sejauh saya ketahui, di Indonesia tidak pernah ada slogan rasis ala Amerika: “One hundred dead black people equal to one dead white person. (Seratus orang kulit hitam mati sama dengan satu orang kulit putih yang mati) ” ujar Ken yang heran dengan sikap Nusron.

Bahkan Ken yang juga warga keturunan dari etnis Tionghoa, justru mempertajam jika sepanjang sejarah Indonesia, pekerjaan sebagai seorang PNS atau Militer, memang tidak terlalu disukai oleh mayoritas warga Tionghoa. Sementara terkait dengan partisipasi dalam kancah perpolitikan, kaum minoritas, baik dari etnis maupun agama, ikut mewarnai perpolitikan Indonesia.

Kegaduhan politik “Ahok issue” ini sepenuhnya disebabkan karena realitas prestasi minim Ahok, manipulasi tim medianya, sikap dan arogansi Ahok. ” Hanya genk Nusron Wahid saja yang mempersoalkan “kecinaan” dan agama yang dipeluk Ahok,” ujarnya.

Maka Zeng Wei meminta agara penolakan terhadap Ahok sebaiknya tidak direspon dengan serangan fitnah rasisme. Karena sejatinya, Ahok justru tidak bisa berkelit dari fakta atas report BPK terkait kinerja Ahok, yang dirilis terdapat 70 temuan, yang berpotensi merugikan kas daerah, hingga Rp. 1,71 trilyun, “itu cuma dilakukan Ahok dalam satu tahun anggaran,” tulis Ken.

“Jadi kalau Ahok anggap Bobby rasis, seharusnya dia berkaca pada Nusron dan pendukungnya berperilaku rasis karena jualan minoritas dan agama untuk mencari simpatik warga DKI,” ujar akun @macan_utara dari relawan Jempol Rakyat. [pbc]

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.