Kota Sodom Ditemukan, Sebagai Bahan Renungan Bagi Kaum homoseksual |
Pada bulan September 2015, tim arkeologi di bawah pimpinan Steven Collins dari Trinity Southwest University, New Mexico mengumumkan bahwa mereka menemukan situs reruntuhan kota Sodom.
Kota Sodom merupakan kota yang hilang. Para ahli sejarah melakukan ekskavasi sejak tahun 2005 khususnya di Tell el Hammam Yordania.
Usaha selama 10 tahun itu akhirnya berbuah hasil. Laporan yang dimuat dalam majalah "Popular Archaeology" itu menyatakan bahwa mereka menemukan struktur bangunan-bangunan masif dan banyak artefak dari suatu kota-negara besar dari Zaman Perunggu yang menguasai lembah sungai Yordan bagian selatan.
Dari puing-puing ditemukan bahwa kota itu dulunya 10 kali lebih besar dari kota-kota lainnya, terdiri dari kota atas dan kota bawah dengan tembok setebal 5,2 meter dan tinggi 10 meter. Memiliki beberapa pintu gerbang, sejumlah menara dan juga memiliki sistem pertahanan kota yang baik. Kemakmuran tergambar di kota itu.
Kota Sodom adalah bukti arkeologis tentang sebuah peradaban yang pernah di azab oleh Allah, karena kemaksiatan yang pernah mereka lakukan. Kota dimana Nabi Luth as (al-Qur’an) atau lot (alkitab) pernah melakukan dakwahnya, akan tetapi penduduk kota itu amat ingkar dan menolak apa yang di dakwahkan oleh Nabi Luth, mereka juga melakukan praktek homoseksual. Sehingga Allah mengazab kota itu dengan menghujani mereka dengan api dan batu.
sebagaimana digambarkan dalam Al Quran :
فَلَمَّا جَاءَ أَمْرُنَا جَعَلْنَا عَالِيَهَا سَافِلَهَا وَأَمْطَرْنَا عَلَيْهَا حِجَارَةً مِنْ سِجِّيلٍ مَنْضُودٍ
“Maka tatkala datang azab Kami, Kami jadikan negeri Kaum Luth itu yang atas ke bawah (Kami balikkan), dan Kami hujani mereka dengan (batu belerang) tanah yang terbakar secara bertubi-tubi.” (QS. Hud: 82)
Cerita yang terdapat dalam kitab suci al-Qur’an dan alkitab ini bukanlah dongeng atau cerita karangan semata, namun cerita itu memang ada dan benar-benar terjadi. Kita dapat membuktikanya melalui ilmu moderen yang saat ini kita miliki, melalui berbagai kegiatan penelitian dan penggalian di lokasi kejadian.
Banyak dari para ilmuwan yang mengatakan bahwa pada zaman itu, teknologi dan cara hidup mereka sudah sangat maju dan sangat berkembang pesat, hal itu dapat dilihat dari hasil kebudayaan berupa struktur bangunan, dan kerajinan tangan yang masih tersisa di bekas- bekas reruntuhan.
Namun, kota yang sedemikian majunya ini hancur, akibat kebrobokan mental mereka sendiri. Al-Qur’an meriwayatkan kisah ini agar kita dapat mengambil hikmah serta amanat yang terkandung dalam kisah ini, baik itu hikmah yang tersirat maupun tersurat.
Sumber (khilaffah)
Sumber (khilaffah)
Posting Komentar